*GAAP/US GAAP adalah singkatan dari
Generally accepted accounting principles yang merupakan kerangka kerja standar
pedoman akuntansi keuangan yang digunakan dalam setiap yurisdiksi tertentu,
umumnya dikenal sebagai standar akuntansi atau praktek akuntansi standar. GAAP
termasuk standar, konvensi, dan aturan yang diikuti oleh akuntan untuk
pencatatan dan meringkas dan dalam penyusunan laporan keuangan. Tujuan dari
GAAP adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang transparan dan
konsistensi dari satu organisasi ke yang lain. Tidak ada standar universal
GAAP(standar international) dan spesifikasi dari GAAP bervariasi dari satu
lokasi geografis atau industri yang lain. Banyak negara, dan kota itu di
Amerika Serikat memilih untuk tidak memakai GAAP karena GAAP beroperasi secara
tunai, sebagai lawan dengan dasar akrual.
*IFRS adalah singkatan
dari International Financial Accounting Standard yang merupakan Standar
Pelaporan Keuangan Internasional. IFRS adalah bagian dari akuntansi
internasional yang mengatur dan melaporkan informasi keuangan setiap negara.
IFRS kadang-kadang bertentangan dengan IAS (International Accounting Standards)
yaitu standar international sebelum diganti dengan IFRS. International
Financial Accounting Standard (IFRS) berasal dari pernyataan Akuntan yang
berbasis di IASB atau London International Standards Board. IASB sendiri adalah
Organisasi yang memiliki tujuan untuk mengembangkan dan mendorong penggunaan
standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat
diperbandingkan.
Pada
Awalnya, IFRS berguna sebagai upaya untuk menyelaraskan akuntansi di seluruh
Uni Eropa, tetapi nilai harmonisasi cepat membuat konsep menarik di seluruh
dunia. IFRS digunakan di banyak bagian dunia, termasuk Uni Eropa, India, Hong
Kong, Australia, Malaysia, Pakistan, negara-negara GCC, Rusia, Chili, Filipina,
Afrika Selatan, Singapura dan Turki, tapi tidak di Amerika Serikat. Saat ini,
lebih dari 120 negara mengizinkan dan mengharuskan IFRS untuk perusahaan
publik, dengan lebih banyak negara diharapkan untuk transisi ke IFRS pada tahun
2016.
B. SEJARAH
Selama ini, dunia mengenal beberapa standar
akuntansi. Amerika Serikat, misalnya, yang skala perekonomiannya terbesar di
dunia, masih memakai US GAAP (Unites Stated General Accepted Accounting
Principles), juga FASB (Financial Accounting Standard Board). Negara-negara
yang tergabung di Uni Eropa, termasuk Inggris, menggunakan International
Accounting Standard (IAS) dan International Accounting Standard Board (IASB).
Indonesia setelah berkiblat ke Belanda, belakangan menggunakan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI). Mula-mula PSAK IAI berkiblat ke AS, dan nanti mulai 2012 beralih ke
IFRS.
Munculnya IFRS tak bisa lepas dari perkembangan
global, terutama yang terjadi pada pasar modal. perkembangan teknologi
informasi (TI) di lingkungan pasar yang terjadi begitu cepat dengan sendirinya
berdampak pada banyak aspek di pasar modal, mulai dari model dan standar
pelaporan keuangan, relativisme jarak dalam pergerakan modal, hingga
ketersediaan jaringan informasi ke seluruh dunia.
Dengan kemajuan dan kecanggihan TI pasar modal
jutaan atau bahkan miliaran investasi dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar
modal di seluruh penjuru dunia. Pergerakan mereka tak bisa dihalangi teritori
negara. Perkembangan yang mengglobal seperti ini dengan sendirinya menuntut
adanya satu standar akuntansi yang dibutuhkan baik oleh pasar modal atau
lembaga yang memiliki agency problem.
Di tiap kawasan, penyusunan standar akuntansi
selalu melalui tahapan-tahapan yang cukup panjang. Di AS, misalnya, pada
awalnya standar akuntansi ditentukan oleh masing-masing manajemen perusahaan
dengan pertimbangan yang membutuhkan standar tersebut memang pihak manajemen.
Era berganti, standar kemudian ditentukan kalangan profesi yang tergabung dalam
asosiasi. Pertimbangannya, pihak profesilah yang bertugas menyusun dan
mengaudit laporan keuangan. Barulah, yang mutakhir, yang diacu adalah US GAAP
yang dibuat oleh FASB. Saat ini, terdapat dua kekuatan besar di bidang
standar akuntansi, yaitu US-GAAP dan IFRS yang sebelumnya dikenal sebagai
International Accounting Standard Committee (IASC).
IASC dibentuk pada 1973 oleh badan-badan atau
asosiasi-asosiasi profesi dari negara-negara Australia, Kanada, Perancis,
Jerman, Jepang, Meksiko, Belanda, dan Inggris. Komite ini kemudian
menyepakati standar akuntansi internasional yang dikenal sebagai IAS. Inilah
yang menjadi cikal bakal munculnya IFRS. Agency Problem adalah
masalah jarak antara Principle dan agent yang dalam relasi
membutuhkan jembatan antara pemilik dan buruh atau pekerja yang disebut agency
relation, yaitu informasi. Informasi adalah berupa laporan tentang aset,
resources, dan lainnya yang berhubungan dengan keadaan perusahaan yang
dibuat oleh agent dan diserahkan kepada principles (pemilik).
Biaya yang dikeluarkan untuk menjaga hubungan baik antara principles dan
agent disebut agency cost. Fenomena inilah yang kemudian
mendorong International Accounting Standard Boards (IASC) melakukan percepatan
harmonisasi standar akuntansi internasional melalui apa yang disebut IFRS.
Sejarahnya pun cukup panjang dan berliku. Pada
1982, International Financial Accounting Standard (IFAC) mendorong IASC sebagai
standar akuntansi global. Hal yang sama dilakukan Federasi Akuntan Eropa pada
1989. Pada 1995, negara-negara Uni Eropa menandatangani kesepakatan untuk
menggunakan IAS. Setahun kemudian, US-SEC (Badan Pengawas Pasar Modal AS)
berinisiatif untuk mulai mengikuti GAS. Pada 1998 jumlah anggota
IFAC/IASC mencapai 140 badan/asosiasi yang tersebar di 101 negara. Akhirnya,
pertemuan menteri keuangan negara-negara yang tergabung dalam G-7 dan Dana
Moneter Internasional pada 1999 menyepakati dilakukannya penguatan struktur
keuangan dunia melalui IAS. Pada 2001, dibentuk IASB sebagai IASC. Tujuannya
untuk melakukan konvergensi ke GAS dengan kualitas yang meliputi
prinsip-prinsip laporan keuangan dengan standar tunggal yang transparan, bisa
dipertanggung jawabkan, comparable, dan berguna bagi pasar modal. Pada
2001, IASC, IASB dan SIC mengadopsi IASB. Pada 2002, FASB dan IASB sepakat
untuk melakukan konvergensi standar akuntansi US GAAP dan IFRS. Langkah
itu untuk menjadikan kedua standar tersebut menjadi compatible.
Memang, hingga saat ini IFRS belum menjadi one
global accounting standard. Namun standar ini telah digunakan oleh lebih
dari 150-an negara, termasuk Jepang, China, Kanada dan 27 negara Uni Eropa.
Sedikitnya, 85 dari negara-negara tersebut telah mewajibkan laporan keuangan
mereka menggunakan IFRS untuk semua perusahaan domestik atau perusahaan yang
tercatat (listed). Bagi Perusahaan yang go international atau yang
memiliki partner dari Uni Eropa, Australia, Russia dan beberapa negara di Timur
Tengah memang tidak ada pilihan lain selain menerapkan IFRS.
Proses yang panjang tersebut akhirnya menjadi apa
yang disebut IFRS, yang merupakan suatu tata cara bagaimana perusahaan menyusun
laporan keuangannya berdasarkan standar yang bisa diterima secara global.
Jika sebuah negara beralih ke IFRS, artinya negara tersebut sedang
mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global yang akan membuat perusahaan
(bisnis) bisa dimengerti oleh pasar dunia. Namun, beralih ke IFRS bukanlah
sekedar pekerjaan mengganti angka-angka di laporan keuangan, tetapi mungkin
akan mengubah pola pikir dan cara semua elemen di dalam perusahaan.
Berdasarkan uraian pembahasan diatas
dapat terlihat perbedaan antara IFRS, U.S. GAAP dan PSAK dalam hal properti
investasi, mulai dari penyajian (presentation), pengakuan (recognition),
pengukuran (measurement), dan pengungkapannya (disclosure). Maka
dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara IFRS, U.S. GAAP dan PSAK dalam hal
properti investasi, mulai dari penyajian (presentation), pengakuan
(recognition), pengukuran (measurement), dan pengungkapannya (disclosure)
adalah sebagai berikut:
1. Dipandang dari sisi penyajian (presentation):
a. IFRS: IAS 40 menyajikan “Investment Property”.
Mengatur secara khusus mengenai properti investasi (Investment Property).
b. U.S. GAAP: Tidak menyajikan secara khusus mengenai
properti investasi (Investment Property).
2. Dipandang dari sisi pengakuan (recognition):
a. IFRS: Properti investasi diakui sebagai aset jika dan
hanya jika: (a) besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan dari aset yang
tergolong properti investasi akan mengalir ke dalam entitas; dan (b) biaya
perolehan properti investasi dapat diukur dengan andal (PSAK No. 13 Revisi
2007, paragraf 16).
b. U.S. GAAP: Investasi berupa
properti dapat merupakan investasi lancar atau investasi jangka panjang.
Perusahaan harus menyajikan investasi lancar sebagai aktiva lancar dan
investasi jangka panjang sebagai aktiva tidak lancar, jika tidak perusahaan
harus membuat suatu perbedaan untuk tujuan pengukuran dan menentukan nilai
tercatat untuk investasi.
3. Dipandang dari sisi pengukuran (measurement):
a. IFRS: IAS 40 memberikan pedoman pengakuan, pengukuran
awal, pengukuran setelah pengakuan awal, transfer dan pelepasan properti
investasi serta hal-hal apa saja yang harus diungkapkan pada catatan atas
laporan keuangan terkait dengan aktiva tersebut. IAS 40 memberikan dua alternatif
pengukuran investasi properti, yaitu dengan menggunakan model biaya dan model
nilai wajar yang harus diterapkan secara konsisten (IAS 40 paragraf 33 – 56).
b. U.S. GAAP: Secara tegas U.S. GAAP
tidak mengijinkan penggunaan model nilai wajar.
4. Dipandang dari sisi
pengungkapan (disclosure):
a. IFRS: Selain pengungkapan secara umum juga harus ditambah
dengan pengungkapan model nilai wajar atau pengungkapan model biaya.
Pengungkapan tambahan apabila entitas menerapkan model nilai wajar yaitu entitas
harus mengungkapkan rekonsiliasi antara jumlah tercatat properti investasi pada
awal dan akhir periode, yang menunjukkan hal-hal: penambahan-penambahan;
pelepasan-pelepasan; laba atau rugi neto dari penyesuaian nilai wajar;
perbedaan nilai tukar neto; transfer ke dan dari persediaan dan properti yang
digunakan sendiri; dan perubahan lain. Sedangkan pengungkapan tambahan apabila
entitas menerapkan model biaya yaitu entitas harus mengungkapkan: metode
penyusutan yang digunakan; masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (agregat dengan akumulasi rugi
penurunan nilai) pada awal dan akhir periode; rekonsiliasi jumlah tercatat
properti investasi pada awal dan akhir periode yang menunjukkan penambahan-penambahan,
pelepasan-pelepasan, penyusutan, jumlah dan rugi penurunan nilai yang diakui
dan jumlah pemulihan rugi penurunan nilai selama satu periode, perbedaan nilai
tukar neto, transfer ke dan dari persediaan dan properti yang digunakan
sendiri, dan perubahan lain; serta nilai wajar properti investasi, jika nilai
wajar dari properti investasi tidak dapat diukur secara andal, tambahan
pengungkapan diperlukan, termasuk jika mungkin kisaran estimasi dimana nilai
wajar kemungkinan besar berada.
b. U.S. GAAP: Pengungkapan adalah tepat jika nilai wajar dari
investasi properti yang dipertanggungjawabkan sebagai investasi jangka panjang
tidak dicatat pada nilai wajar.
D. DAFTAR PUSTAKA