Sabtu, 07 Januari 2017

PERBEDAAN IRFS DAN GAAP

A. Pengertian

*GAAP/US GAAP adalah singkatan dari Generally accepted accounting principles yang merupakan kerangka kerja standar pedoman akuntansi keuangan yang digunakan dalam setiap yurisdiksi tertentu, umumnya dikenal sebagai standar akuntansi atau praktek akuntansi standar. GAAP termasuk standar, konvensi, dan aturan yang diikuti oleh akuntan untuk pencatatan dan meringkas dan dalam penyusunan laporan keuangan. Tujuan dari GAAP adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang transparan dan konsistensi dari satu organisasi ke yang lain. Tidak ada standar universal GAAP(standar international) dan spesifikasi dari GAAP bervariasi dari satu lokasi geografis atau industri yang lain. Banyak negara, dan kota itu di Amerika Serikat memilih untuk tidak memakai GAAP karena GAAP beroperasi secara tunai, sebagai lawan dengan dasar akrual. 

            *IFRS adalah singkatan dari International Financial Accounting Standard yang merupakan Standar Pelaporan Keuangan Internasional. IFRS adalah bagian dari akuntansi internasional yang mengatur dan melaporkan informasi keuangan setiap negara. IFRS kadang-kadang bertentangan dengan IAS (International Accounting Standards) yaitu standar international sebelum diganti dengan IFRS. International Financial Accounting Standard (IFRS) berasal dari pernyataan Akuntan yang berbasis di IASB atau London International Standards Board. IASB sendiri adalah Organisasi yang memiliki tujuan untuk mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan.

Pada Awalnya, IFRS berguna sebagai upaya untuk menyelaraskan akuntansi di seluruh Uni Eropa, tetapi nilai harmonisasi cepat membuat konsep menarik di seluruh dunia. IFRS digunakan di banyak bagian dunia, termasuk Uni Eropa, India, Hong Kong, Australia, Malaysia, Pakistan, negara-negara GCC, Rusia, Chili, Filipina, Afrika Selatan, Singapura dan Turki, tapi tidak di Amerika Serikat. Saat ini, lebih dari 120 negara mengizinkan dan mengharuskan IFRS untuk perusahaan publik, dengan lebih banyak negara diharapkan untuk transisi ke IFRS pada tahun 2016.


B. SEJARAH

Selama ini, dunia mengenal beberapa standar akuntansi. Amerika Serikat, misalnya, yang skala perekonomiannya terbesar di dunia, masih memakai US GAAP (Unites Stated General Accepted Accounting Principles), juga FASB (Financial Accounting Standard Board). Negara-negara yang tergabung di Uni Eropa, termasuk Inggris, menggunakan International Accounting Standard (IAS) dan International Accounting Standard Board (IASB). Indonesia setelah berkiblat ke Belanda, belakangan menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Mula-mula PSAK IAI berkiblat ke AS, dan nanti mulai 2012 beralih ke IFRS.
Munculnya IFRS tak bisa lepas dari perkembangan global, terutama yang terjadi pada pasar modal. perkembangan teknologi informasi (TI) di lingkungan pasar yang terjadi begitu cepat dengan sendirinya berdampak pada banyak aspek di pasar modal, mulai dari model dan standar pelaporan keuangan, relativisme jarak dalam pergerakan modal, hingga ketersediaan jaringan informasi ke seluruh dunia.
Dengan kemajuan dan kecanggihan TI pasar modal jutaan atau bahkan miliaran investasi dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar modal di seluruh penjuru dunia. Pergerakan mereka tak bisa dihalangi teritori negara. Perkembangan yang mengglobal seperti ini dengan sendirinya menuntut adanya satu standar akuntansi yang dibutuhkan baik oleh pasar modal atau lembaga yang memiliki agency problem.
Di tiap kawasan, penyusunan standar akuntansi selalu melalui tahapan-tahapan yang cukup panjang. Di AS, misalnya, pada awalnya standar akuntansi ditentukan oleh masing-masing manajemen perusahaan dengan pertimbangan yang membutuhkan standar tersebut memang pihak manajemen. Era berganti, standar kemudian ditentukan kalangan profesi yang tergabung dalam asosiasi.  Pertimbangannya, pihak profesilah yang bertugas menyusun dan mengaudit laporan keuangan. Barulah, yang mutakhir, yang diacu adalah US GAAP yang dibuat oleh FASB.  Saat ini, terdapat dua kekuatan besar di bidang standar akuntansi, yaitu US-GAAP dan IFRS yang sebelumnya dikenal sebagai International Accounting Standard Committee (IASC).
IASC dibentuk pada 1973 oleh badan-badan atau asosiasi-asosiasi profesi dari negara-negara Australia, Kanada, Perancis, Jerman, Jepang, Meksiko, Belanda, dan Inggris.  Komite ini kemudian menyepakati standar akuntansi internasional yang dikenal sebagai IAS. Inilah yang menjadi cikal bakal munculnya IFRS.  Agency Problem adalah masalah jarak antara Principle dan agent yang dalam relasi membutuhkan jembatan antara pemilik dan buruh atau pekerja yang disebut agency relation, yaitu informasi. Informasi adalah berupa laporan tentang aset, resources, dan lainnya yang berhubungan dengan keadaan perusahaan yang dibuat oleh agent dan diserahkan kepada principles (pemilik).  Biaya yang dikeluarkan untuk menjaga hubungan baik antara principles dan agent disebut agency cost. Fenomena inilah yang kemudian mendorong International Accounting Standard Boards (IASC) melakukan percepatan harmonisasi standar akuntansi internasional melalui apa yang disebut IFRS.
Sejarahnya pun cukup panjang dan berliku. Pada 1982, International Financial Accounting Standard (IFAC) mendorong IASC sebagai standar akuntansi global. Hal yang sama dilakukan Federasi Akuntan Eropa pada 1989. Pada 1995, negara-negara Uni Eropa menandatangani kesepakatan untuk menggunakan IAS. Setahun kemudian, US-SEC (Badan Pengawas Pasar Modal AS) berinisiatif  untuk mulai mengikuti GAS. Pada 1998 jumlah anggota IFAC/IASC mencapai 140 badan/asosiasi yang tersebar di 101 negara. Akhirnya, pertemuan menteri keuangan negara-negara yang tergabung dalam G-7 dan Dana Moneter Internasional pada 1999 menyepakati dilakukannya penguatan struktur keuangan dunia melalui IAS. Pada 2001, dibentuk IASB sebagai IASC. Tujuannya untuk melakukan konvergensi ke GAS dengan kualitas yang meliputi prinsip-prinsip laporan keuangan dengan standar tunggal yang transparan, bisa dipertanggung jawabkan, comparable, dan berguna bagi pasar modal. Pada 2001, IASC, IASB dan SIC mengadopsi IASB. Pada 2002, FASB dan IASB sepakat untuk melakukan konvergensi standar akuntansi US GAAP dan IFRS.  Langkah itu untuk menjadikan kedua standar tersebut menjadi compatible.
Memang, hingga saat ini IFRS belum menjadi one global accounting standard. Namun standar ini telah digunakan oleh lebih dari 150-an negara, termasuk Jepang, China, Kanada dan 27 negara Uni Eropa. Sedikitnya, 85 dari negara-negara tersebut telah mewajibkan laporan keuangan mereka menggunakan IFRS untuk semua perusahaan domestik atau perusahaan yang tercatat (listed). Bagi Perusahaan yang go international atau yang memiliki partner dari Uni Eropa, Australia, Russia dan beberapa negara di Timur Tengah memang tidak ada pilihan lain selain menerapkan IFRS.
Proses yang panjang tersebut akhirnya menjadi apa yang disebut IFRS, yang merupakan suatu tata cara bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya berdasarkan standar yang bisa diterima secara global.  Jika sebuah negara beralih ke IFRS, artinya negara tersebut sedang mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global yang akan membuat perusahaan (bisnis) bisa dimengerti oleh pasar dunia. Namun, beralih ke IFRS bukanlah sekedar pekerjaan mengganti angka-angka di laporan keuangan, tetapi mungkin akan mengubah pola pikir dan cara semua elemen di dalam perusahaan.


C. PERBEDAAN IFRS DAN GAAP

Berdasarkan uraian pembahasan diatas dapat terlihat perbedaan antara IFRS, U.S. GAAP dan PSAK dalam hal properti investasi, mulai dari penyajian (presentation), pengakuan (recognition), pengukuran (measurement), dan pengungkapannya (disclosure). Maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara IFRS, U.S. GAAP dan PSAK dalam hal properti investasi, mulai dari penyajian (presentation), pengakuan (recognition), pengukuran (measurement), dan pengungkapannya (disclosure) adalah sebagai berikut:

1. Dipandang dari sisi penyajian (presentation):

a. IFRS: IAS 40 menyajikan “Investment Property”. Mengatur secara khusus mengenai properti investasi (Investment Property).

b. U.S. GAAP: Tidak menyajikan secara khusus mengenai properti investasi (Investment Property).

2. Dipandang dari sisi pengakuan (recognition):

a. IFRS: Properti investasi diakui sebagai aset jika dan hanya jika: (a) besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan dari aset yang tergolong properti investasi akan mengalir ke dalam entitas; dan (b) biaya perolehan properti investasi dapat diukur dengan andal (PSAK No. 13 Revisi 2007, paragraf 16). 

b. U.S. GAAP: Investasi berupa properti dapat merupakan investasi lancar atau investasi jangka panjang. Perusahaan harus menyajikan investasi lancar sebagai aktiva lancar dan investasi jangka panjang sebagai aktiva tidak lancar, jika tidak perusahaan harus membuat suatu perbedaan untuk tujuan pengukuran dan menentukan nilai tercatat untuk investasi.


3. Dipandang dari sisi pengukuran (measurement):

a. IFRS: IAS 40 memberikan pedoman pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, transfer dan pelepasan properti investasi serta hal-hal apa saja yang harus diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan terkait dengan aktiva tersebut. IAS 40 memberikan dua alternatif pengukuran investasi properti, yaitu dengan menggunakan model biaya dan model nilai wajar yang harus diterapkan secara konsisten (IAS 40 paragraf 33 – 56).

b. U.S. GAAP: Secara tegas U.S. GAAP tidak mengijinkan penggunaan model nilai wajar.
           
4. Dipandang dari sisi pengungkapan (disclosure):

a. IFRS: Selain pengungkapan secara umum juga harus ditambah dengan pengungkapan model nilai wajar atau pengungkapan model biaya. Pengungkapan tambahan apabila entitas menerapkan model nilai wajar yaitu entitas harus mengungkapkan rekonsiliasi antara jumlah tercatat properti investasi pada awal dan akhir periode, yang menunjukkan hal-hal: penambahan-penambahan; pelepasan-pelepasan; laba atau rugi neto dari penyesuaian nilai wajar; perbedaan nilai tukar neto; transfer ke dan dari persediaan dan properti yang digunakan sendiri; dan perubahan lain. Sedangkan pengungkapan tambahan apabila entitas menerapkan model biaya yaitu entitas harus mengungkapkan: metode penyusutan yang digunakan; masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan; jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (agregat dengan akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode; rekonsiliasi jumlah tercatat properti investasi pada awal dan akhir periode yang menunjukkan penambahan-penambahan, pelepasan-pelepasan, penyusutan, jumlah dan rugi penurunan nilai yang diakui dan jumlah pemulihan rugi penurunan nilai selama satu periode, perbedaan nilai tukar neto, transfer ke dan dari persediaan dan properti yang digunakan sendiri, dan perubahan lain; serta nilai wajar properti investasi, jika nilai wajar dari properti investasi tidak dapat diukur secara andal, tambahan pengungkapan diperlukan, termasuk jika mungkin kisaran estimasi dimana nilai wajar kemungkinan besar berada.

b. U.S. GAAP: Pengungkapan adalah tepat jika nilai wajar dari investasi properti yang dipertanggungjawabkan sebagai investasi jangka panjang tidak dicatat pada nilai wajar. 


D. DAFTAR PUSTAKA